Saya belum mengirim naskah buat ketika yg lama, blog langsung masih belum optimal setiap hari. Namun lantaran minat aku dalam sastra, pula asa buat menghargai pekerjaan penulis lain, maka aku membuka peluang bagi mereka yg menginginkan cerita pendek yg akan dipublikasikan pada blog.
Honorarium nir poly, namun dibayar sekali pecah. Jadi nir perlu menunggu relatif poly buat mendapat pembayaran.
Sekali, saat aku masih secara rutin mengirim karya, terdapat warta krusial yg didistribusikan sang sahabat sebaya, terutama senior, bagaimana etika mengirimkan manuskrip ke media. Lantaran dulu, aku menduga nir terdapat yg istimewa lagi.
Namun saat aku membuka ruangan buat sahabat-sahabat buat mengirim karya, aku baru sadar, hal-hal yg aku pikir normal, sepertinya nir dipahami sang poly orang. Apakah Anda berniat mengirim cerita pendek atau manuskrip lain ke media? Lihatlah etika baku berikut, siapa yg memahami seorang yg terlewat sejauh ini.
1. Baca menggunakan cermat
Dalam kehidupan sehari-hari, aku merupakan instruksi & warta yg paling malas. Saya gampang bosan mengungkapkan hal yg sama berkali-kali. Begitu pula dalam blog.
Saya menulis bahwa penerimaan cerita pendek masih dibuka selama artikel masih terdapat, namun masih poly bertanya. Masih mendapat pengiriman cerita pendek?
Ya maaf bila aku nir menjawabnya. Namun berpikir, bila kelas blogger itu sepele misalnya aku hanya malas buat menjawab, apalagi editor media akbar .
Jadi buat cerita pendek yg keluar berdasarkan syarat yg aku katakan, ya itu nir akan dimuat. Saya baru saja membacanya. Misalnya saat aku mempunyai aporisma 1500 istilah, maka istilah-istilah 2000 dikirim. Ya, bila orang nir ingin membaca, buat apa yg aku baca karyanya.
Selain itu, siapa yg mengirim skrip dalam bodi email (bukan pada lampiran). Hm, semakin layak dipanggil penulis. Biarkan beliau belajar mencicipi beban yg ditolak terlebih dahulu, rasakan manisnya prosesnya. Dengan catatan, bila Anda ingin belajar.
2. Ebi Manusiawi.
apabila Anda diketik menggunakan sederhana sebagai akibatnya begitu saja, nir memahami bahwa "peduli" tanpa alfabet R, atau asin sedikit kekurangan pelajaran atau susun, aku masih sanggup dipahami. Namun bila ejaan & pengaturan kalimat Anda sangat nir jelas, itu wajib membacanya terlebih dahulu daripada menulis.
Yang biasa aku ketahui, cita cita cita cita cita rasanya ditolak sang media, kini aku memahami cita cita cita cita cita rasanya mendapat pengiriman yg membuatnya rusak sang suasana hati. Meskipun ceritanya relatif bagus, lebih tak jarang diabaikan. Pengeditan niscaya telah lama.
tiga. Jangan mengirim karya yg sudah diterbitkan
Bahkan bila persyaratan ini nir disebutkan, Anda nir boleh mengirim pekerjaan yg sama pada 2 media. Lantaran saat Anda datang pada mata editor, artikel Anda akan ditolak. Risiko terlalu akbar menerbitkan artikel yg sama pada media online.
Di mata Google, itu sanggup dijiplak. Di mata pembaca, editor nir hati-hati. Di mata Anda, editor situs web atau pemilik blog sebagai sepele kan?
Terutama bila dibutuhkan misalnya itu. Integritas Anda menjadi penulis akan runtuh, bila mengirim skrip yg sudah dipublikasikan pada media lain. Dianggap nir profesional, kurang kreatif, & nir produktif.
Berbeda bila teks telah mengirimnya, namun belum dimuat. Itu sama menggunakan keluhan nasib pada penerbitan. Tidak terdapat yg salah. Namun bila cerita pendek sudah dipajang pada Medsos langsung, lalu dikirim ke media lain. Itulah nama yg Anda mainkan menggunakan orang lain.
Hanya 3 poin yg sanggup aku sampaikan. Sederhana kan? Ada pula saran yg biasa aku dapatkan, yaitu menyapa editor pada email. Juga saran lain yg sepertinya nir sepenting ketiganya pada atas. Perlahan, relatif praktikkan menggunakan gampang.
tiga Etika Sederhana Kirim Naskah ke Halaman
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Klik
Eknologi telah berkembang pesat. Teknologi juga memungkinkan kita untuk mendapatkan banyak jenis hiburan. Orang yang sekarang sedang dicintai oleh masyarakat adalah podcast. Banyak artis, tokoh-tokoh publik, bahkan orang biasa yang membuat podcast mereka sendiri. Dengan banyak pembuat podcast, kami akhirnya memiliki berbagai jenis hiburan dan diskusi. Podcast telah menjadi ekspresi baru bagi masyarakat, mengingat konten podcast itu sendiri memiliki biaya produksi yang cenderung murah. Nah, kali ini, Hipwee akan membahas cara membuat podcast untuk pemula. Di sini kita juga akan membahas tips tentang cara membuat podcast Anda membuat banyak pendengar. Simak, ya! 1. podcast yang baik adalah mereka yang memiliki narasi yang jelas, menarik dan mengalir seperti Membuat podcast tidak semudah kami mendengarkannya. Sama seperti konten lain, kita harus memiliki kecerdasan dan persiapan yang matang. Kehidupan podcast dalam narasi. Jadi, langkah pertama sebelum Anda memulai podcast adalah menu
Komentar
Posting Komentar