Langsung ke konten utama

tiga etika sederhana mengirim naskah ke media

Saya belum mengirim naskah buat ketika yg lama, blog langsung masih belum optimal setiap hari. Namun lantaran minat aku dalam sastra, pula asa buat menghargai pekerjaan penulis lain, maka aku membuka peluang bagi mereka yg menginginkan cerita pendek yg akan dipublikasikan pada blog. Honorarium nir poly, namun dibayar sekali pecah. Jadi nir perlu menunggu relatif poly buat mendapat pembayaran. Sekali, saat aku masih secara rutin mengirim karya, terdapat warta krusial yg didistribusikan sang sahabat sebaya, terutama senior, bagaimana etika mengirimkan manuskrip ke media. Lantaran dulu, aku menduga nir terdapat yg istimewa lagi. Namun saat aku membuka ruangan buat sahabat-sahabat buat mengirim karya, aku baru sadar, hal-hal yg aku pikir normal, sepertinya nir dipahami sang poly orang. Apakah Anda berniat mengirim cerita pendek atau manuskrip lain ke media? Lihatlah etika baku berikut, siapa yg memahami seorang yg terlewat sejauh ini. 1. Baca menggunakan cermat Dalam kehidupan sehari-hari, aku merupakan instruksi & warta yg paling malas. Saya gampang bosan mengungkapkan hal yg sama berkali-kali. Begitu pula dalam blog. Saya menulis bahwa penerimaan cerita pendek masih dibuka selama artikel masih terdapat, namun masih poly bertanya. Masih mendapat pengiriman cerita pendek? Ya maaf bila aku nir menjawabnya. Namun berpikir, bila kelas blogger itu sepele misalnya aku hanya malas buat menjawab, apalagi editor media akbar . Jadi buat cerita pendek yg keluar berdasarkan syarat yg aku katakan, ya itu nir akan dimuat. Saya baru saja membacanya. Misalnya saat aku mempunyai aporisma 1500 istilah, maka istilah-istilah 2000 dikirim. Ya, bila orang nir ingin membaca, buat apa yg aku baca karyanya. Selain itu, siapa yg mengirim skrip dalam bodi email (bukan pada lampiran). Hm, semakin layak dipanggil penulis. Biarkan beliau belajar mencicipi beban yg ditolak terlebih dahulu, rasakan manisnya prosesnya. Dengan catatan, bila Anda ingin belajar. 2. Ebi Manusiawi. apabila Anda diketik menggunakan sederhana sebagai akibatnya begitu saja, nir memahami bahwa "peduli" tanpa alfabet R, atau asin sedikit kekurangan pelajaran atau susun, aku masih sanggup dipahami. Namun bila ejaan & pengaturan kalimat Anda sangat nir jelas, itu wajib membacanya terlebih dahulu daripada menulis. Yang biasa aku ketahui, cita cita cita cita cita rasanya ditolak sang media, kini aku memahami cita cita cita cita cita rasanya mendapat pengiriman yg membuatnya rusak sang suasana hati. Meskipun ceritanya relatif bagus, lebih tak jarang diabaikan. Pengeditan niscaya telah lama. tiga. Jangan mengirim karya yg sudah diterbitkan Bahkan bila persyaratan ini nir disebutkan, Anda nir boleh mengirim pekerjaan yg sama pada 2 media. Lantaran saat Anda datang pada mata editor, artikel Anda akan ditolak. Risiko terlalu akbar menerbitkan artikel yg sama pada media online. Di mata Google, itu sanggup dijiplak. Di mata pembaca, editor nir hati-hati. Di mata Anda, editor situs web atau pemilik blog sebagai sepele kan? Terutama bila dibutuhkan misalnya itu. Integritas Anda menjadi penulis akan runtuh, bila mengirim skrip yg sudah dipublikasikan pada media lain. Dianggap nir profesional, kurang kreatif, & nir produktif. Berbeda bila teks telah mengirimnya, namun belum dimuat. Itu sama menggunakan keluhan nasib pada penerbitan. Tidak terdapat yg salah. Namun bila cerita pendek sudah dipajang pada Medsos langsung, lalu dikirim ke media lain. Itulah nama yg Anda mainkan menggunakan orang lain. Hanya 3 poin yg sanggup aku sampaikan. Sederhana kan? Ada pula saran yg biasa aku dapatkan, yaitu menyapa editor pada email. Juga saran lain yg sepertinya nir sepenting ketiganya pada atas. Perlahan, relatif praktikkan menggunakan gampang. tiga Etika Sederhana Kirim Naskah ke Halaman Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik Klik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Jasa SEO Jakarta Rekomendasi No #1

Bisnis di era yang serba teknologi ini telah mengalami banyak perubahan. Di mana semula masih banyak pelaku bisnis yang menjalankan secara konvensional, namun kini telah mengandalkan internet yang disadari banyak memberikan kemudahan dan keuntungan. Keberadaan jasa SEO Jakarta yang profesional menjadi salah satu aspek terpenting untuk mendukung para pelaku bisnis online ini untuk bisa melakukan investasi dengan mengoptimalkan mesin pencarian dan membuat bisnisnya bertahan dalam jangka waktu yang lama. Bagi perusahaan  Search Engine Optimization  (SEO) yang telah profesional sendiri seperti Arfadia.com, tentu akan lebih mengetahui bahwa SEO yang tidak tepat akan dapat menghancurkan sebuah bisnis  online . Dan perusahaan SEO ini lah yang nantinya akan bisa memberikan solusi terbaik untuk pemasaran bisnis Anda. Sehingga, akan dapat ditemui bahwa bisnis Anda mengalami peningkatan yang baik di setiap masanya dengan pengoptimalan SEO berkualitas. SEO sendiri memiliki kaitan yang erat deng

Informasi Tren Teknologi Menuju Indonesia Jaya

  Teknologi berkembang semakin cepat dan membawa perubahan pada semua bidang pembangunan dan kehidupan masyarakat. Disamping meningkatkan efisiensi dan kesempatan baru, kemajuan teknologi berdampak pada kebutuhan tenaga kerja. Pekerjaan yang sifatnya rutin, manual, dan kognitif akan berkurang. Indonesia akan memanfaatkan kemajuan teknologi bagi pembangunan dengan meminimalkan disrupsi. Tren teknologi ke depan: teknologi digital (internet seluler, otomatisasi, dan cloud technology), teknologi yang mengurangi keterbatasan fisik dan jarak (IoT, transportasi dan distribusi, addictive manufacturing/3D printing, dan nano technology), teknologi energi terbarukan (surya, angin, nuklir, biomas, dan geothermal), dan teknologi kesehatan (genetika, pengobatan dan pemulihan, serta pelayanan kesehatan). Beberapa perkembangan teknologi ke depan: perdagangan elektronik mengubah perdagangan konvensional menjadi elektronik; industri 4.0 mengintegrasikan proses produksi secara virtual berbasis  siber dan